Ketika Sahabat Terasa Berarti
Suasana
malam yang Nita tidak suka selalu terasa lama. Apalagi disaat ia susah untuk
memejamkan matanya. Sudah jelas apa yang sedang ia rasakan sekarang. Ketika
semua terasa bete’, ditambah tak ada lagi suara merdu “Tenenett... “ dari Hp
qwerty miliknya. Jari-jari tangannya sudah lama tak loncat kesana kemari,
rasanya kangen banget sama kecepatan jari jempol yang tak ada hentinya loncat M
loncat G loncat R loncat N loncat P loncat B loncat F. Haha...
Yah
sudahlah... semua udah lupa dengan ku” batinnya dalam hati. “Siapa
yang mau smsan dengan ku? Aku bete nah...” Saat itu juga Nita mengirim Pesan
singkat yang tertuju untuk banyak manusia. Ada Adit, Bram, Ari, Tya,
Ning, Nadia, dan Nada. Aku... aku..., bete’ kenapa say?” jawab Nada. Seperti
biasa, memang Nada lah rekor teman yang tercepat mambalas sms Nita. “Tau
nih nad, sahabat ku udah lupa sama aku. Boro-boro sms, nyapa aja kagak..” Balas
Nita. “Patient
dong, bulan Puasa nih! Masak marah-marah sama sahabat sendiri. Udah deh,
mending tanyain aja gih, kenapa dia udah jarang nyapa? Gitu kan bagus ta’,
gimana?” saran Nada. “Ah.. Nada,Nada.. ide mu oke juga tuh, tumben Pintar...”
sahut Nita. “Muji
apa ngeledek nih! Tumben.. tumben... udah bagus aku kasih saran, eh malah
ngeledek.. Pie to mbak yu?”
Bagi Nita sendiri, smsan dengan cowok
lebih seru 180o dibanding smsan dengan cewek. Cewek kelahiran 1 Januari 1997
ini orangnya jutek, judes, galak apalagi belum kenal. Maklumlah, daya tarik itu
mesti ia pertahanin. Jarang loh ada gadis yang jutek, judes, tambah-tambah
galak. Yang ada malah sok sok baik, apalagi disaat berpapasan dengan cowok yang
dia taksir. Basi ahh...
“Sorry rulas, bete kenapa?” kurang lebih 30 menit kemudian Adit, sahabat Nita
yang tadi ia bicarakan bersama Nada baru membalas sms Nita. “Tau
deh napa.. sombong banget nah enggak pernah nyapa? Udah lupa ya?” jawab Nita
dengan versi jutek yang mulai muncul. “Nggak pernah nyapa? Kamu itu yang udah lupa sama
aku?” Adit balik jutekin Nita. “Kok aku? Dari tadi aku nungguin sms dari kamu
tau...” “Yeee...
orang aku mau sms tapi takut ganggu kamu lagi smsan sama teman baru mu” jawab
Adit yang tidak mau kalah galaknya dengan Nita.
Begitulah Adit dan Nita, sahabat yang bermulai dengan rasa cinta yang tak
terwujud dan menjadi sepasang sahabat yang terjalin erat hanya didalam dunia
maya saja. Aneh banget... “eheh datang bukber nggak?” tanya Adit kepada Nita. “Insya Allah.. kamu?” jawab Nita tumben
nyebut nama Allah. #Ups! “Aku juga Insya Allah, udah lama sih enggak ketemu
sama Tya...” jawab Adit.
“Tapi si Tya udah kamu sms atau belum? Jangan-jangan dia belum kamu sms, aku
males nah sms dia. Nih nomernya Tya : 085353xxxxxx” dengan santainya Nita
mengirim Nomer Tya untuk Adit. Akal-akalan
Nita berhasil nggak ya? Kalau Adit bener suka sama Tya, pasti di sms. Nggak
seperti biasanya, taunya Adit spontan sms si Tya. Yang lebih bikin perut malam
terbahak-bahak maksudnya tertawa terwahak-wahak adalah sms yang Nita kirim ke
Adit itu trus Adit kirim untuk Tya, dikirim balik tuh sama Tya ke Nita. Ho.Ho.
Tak
terasa Malam berubah menjadi semakin indah, dan Nita terhanyut oleh nguapan
mulut yang tak bisa ditahannya lagi. Tertidur dengan pulas, sampai esok
hari....
Gengsi
dan Tak percaya, dua rasa yang mengawali komunikasi Maya antara Tya dan Adit.
Baguslah Adit terjebak dalam perangkap Nita. Nggak tau apa aja yang jadi bahan
pembicaraan mereka berdua. Disaat itu pula Nita merasa bahwa sekarang ia
dicuekin oleh sahabatnya sendiri. Nggak cuman sakit, tapi juga rasa jeolous
yang besar menemani kesepian dimalam ini. Yah, malam memang sepi. Tapi enggak
seperti biasanya, dulu Hp bunyi mulu’. Nah, nih rasanya malam semakin tambah enggak
bahagia.
“Sahabat... sahabat... Disaat desak dan semua terasa
hampa. Baru tersadar kamu sangat berarti. Di setiap detik nafas ku, nggak ada
celah untuk lepas memikirkan kamu. Yang aku khawatirin cuman 1. Kamu nggak
sadar lagi aku masih menganggapmu sahabat, karena sampai kapan pun sahabat
tetap sahabat. Nggak ada rasa lain yang aku persilahkan menodai persahabatan
kita. Aku pengen nyadarin dan ingatin kamu. Kalau aku PERNAH jadi SAHABAT mu. I
just your Friendship...” sangking Nita bete’, mendingan dia tumpahkan semua
unek-unek kepalanya didalam diary Hello Kitty miliknya, dan membiarkan pena
mewakili seluruh kejadian yang dia alami.
“Adit, apa yang harus aku lakuin supaya kamu sadar,
aku pengen perhatian yang dulu setiap saat selalu kamu tanya, ini itu dan
apapun itu. Aku kangen itu.” Hati Nita sedikit ikut merasakan lebih dalam,
sampai telapak tangannya pun terasa merinding.
Begitu
berartinya seorang sahabat.... Mengapa baru sekarang? Kemaren-kemaren Nita
hanya biasa-biasa saja jalanin semuanya, tanpa memikirkan betapa kehilangan
sahabat itu begitu sakit. Siapa lagi nih yang mau nemenin Nita dimalam
sepi,sunyi kayak gini.
Seketika
Nita teringat ketika Adit setia menemani dirinya, sengantuk apapun Adit. Tapi
Adit tetap komitmen bakal nemenin Nita sambil smsan dengannya sampai ia pun
tertidur. Ternyata selama ini ketika Nita menceritakan apa yang sedang Nita
rasakan, Ia sedang asyik smsan dengan Bram lah, Ari, dan siapapun itu. Hanya
punya tujuan satu. Ia pikir, Adit bakal cemburu pada dirinya. Pengorbanan
seorang sahabat sangat besar, sampai Nita pun tak bisa menceritakannya satu per
satu kebaikan-kebaikan Adit.
Lebaran
Idul Fitri kali ini, OSIS di SMP Anak Bangsa mengadakan Acara “Surat Rahasia”,
Surat Rahasia ini gampang kok untuk mengikutinya. Tinggal buat surat dengan
ucapan maaf atau Selamat Lebaran, tulis untuk siapa, diperindah. Yang terakhir
jangan lupa dimasukkan kedalam _Kotak Surat Rahasia_ easy.... Dan surat ini akan diantarkan langsung oleh Ketua
OSIS, dibantu bawahan-bawahannya ke rumah yang tertuju disurat itu. Nita,
tak begitu tertarik. Ia tak suka cara sembunyi-sembunyi untuk menyampaikan maaf
di Idul Fitri kali ini. Banyak buku yang Nita baca, mengadakan Acara
seperti ini biasanya Iddentik di Hari Valentine saja. Huft!! Gimana sih Ketua
OSIS. Makanya Nita hanya mengirimkan satu surat yang tertuju langsung untuk
siapa lagi kalau bukan sahabatnya Adit.
“Adit,
sorry ya selama ini aku sering ngerepotin kamu. Tidur mu jadi berkurang cuman
gara-gara nemanin aku yang nggak bisa tidur. Aku minta maaf sama kamu. Banyak
deh kesalahan-kesalahan ku selama ini. Tapi anehnya kenapa kamu nggak pernah
marahin aku dit? Padahalkan aku sering omelin kamu kalau jarang nyapa aku! Aku
juga minta maaf atas segala khilaf dan prasangka yang nggak baik tentang kamu.
Pokoknya maaf deh, dan ingat dit, Tolong jangan PERNAH lupa kalau aku PERNAH
jadi SAHABAT mu. _Pembuat Onar_”
Siang
itu juga Nita langsung memasukkan Surat yang terbungkus dalam Amplop cantik
berwarna coklat kedalam kotak Surat Rahasia yang tepat berada dipintu masuk
kelas IX. Nita tahu bahwa siang-siang terik seperti ini jarang anak
Remaja mau keluar rumah, apalagi yang cewek. Saat memasukkan Surat itu,
ia sangat berhati-hati. Takut ada yang melihatnya. Maklum Nita itu Tipe cewek
yang suka nutup-nutupin kemauannya. Nggak baik sih!
Nita..!! nggak ada yang aku tutupin dari kamu, bahkan ada sesuatu yang mau aku kasih tau sama kamu. Pokoknya menghebohkan!” Balesan Tya baru sampai sekitar 20 menit ketika Nita ingin mengeringkan rambut basahnya. “Mau ngasih tau apaan? Tapi kalau about si Adit nggak bakal aku Heboh tya...” jawab Nita mempertegas tulisan manja dari Tya. “Kita bisa ketemu kan Sore ini di Taman depan rumah mu?” tanya Tya dengan harap. “Insya Allah.... Habis dari Masjid aku langsung kesitu, pokoknya kalau kamu enggak ada. Aku langsung pulang.” Jawab Nita dengan galak, dia enggak suka dengan kebiasaan Tya yang enggak disiplin tepat waktu. “siiip... gampang itu! Aku tunggu” dengan senang Tya cepat-cepat membalas sms Nita dan langsung menuju kamar mandi bergegas untuk mandi.
Azan
berkumandang dari Masjid yang bersebelahan langsung dengan Rumah Nita. Seperti
biasa, jam segini Nita udah cantik, udah mandi, ahahahaha... kalau enggak kayak
gini, bisa-bisa Nita dapat ceramah deh dari mamanya. “Aku menuju Taman, kamu dimana?” kiriman
dari Nita. “Aku
di kursi nomer 1 dekat Air Mancur. Jawab Tya. Salut deh sama Tya, enggak biasanya dia
bisa tepat waktu kayak gini.Seberapa pentingnya sih yang mau Tya bicarain sama
dirinya. “Ooy..
ngelamun aja! Mikirin Adit ya?” sentak Nita sambil memukul meja tempat Tya
mengadahkan kedua tangan sambil menjanggal dipipi kanan dan kiri.
“Adit..
Adit.. Hah mampus!” Tya nggak sadar apa yang dia ucapin tadi, sambil menutup
mulut dengan harap Nita tak mendengar latahannya tadi. “duduk nit..” “Apa
yang kamu mau bicarain?” tanya Nita langsung To The Point. “Santai
dong nit, gini.Tapi kamu jangan marah ya! Kemaren enggak sengaja aku lihat kamu
masukin surat beramplop coklat kedalam Kotak Surat Rahasia itu. Cewek macam kamu bisa juga
ya ikutan beginian, aku maklumin deh cuman satu surat yang kamu masukin. Dan
udah deh kamu nggak usah bohong sama perasaan mu sendiri? Sampai kapan kamu
terus nutupin semua kayak gini?” Tanya Tya sambil mencoba melemahkan Nita.
“Maksud
kamu apa tya? Kamu kira itu surat untuk Adit?” tanya Nita yang tak mau dilemahkan
oleh Tya. “Nit,
aku yang disuruh Ketua OSIS untuk ngasih surat itu ke orangnya. Oh iya ini aku
juga bawa 4 surat Rahasia untuk mu! Kenapa kamu enggak bilang aja sih sama Adit
tentang taste yang udah pasti kayak gitu.” sentak Tya. “Jadi maksud kamu aku suka sama Adit?
Aku dan Adit hanya sahabat, nggak lebih!” tegas Nita. “Perasaan semacam ini wajar kok You just
fight for it” jawab Tya. “Udah deh Tya, ngapain sih ngurusin aku dan Adit. Oh
apa kamu udah ngerasa begitu dekat dengan Adit? Sampai-sampai kamu bilang kayak
tadi ke aku! Eh PACARAN tuh HARAM.” Lagi lagi Nita menyentak Tya.
“Aku
tahu Pacaran itu Haram tapi...” dengan sengaja Nita memotong pembicaraan Tya. “If
you know! Kenapa masih nyuruh aku PACARAN! Kalau tau ya.. dilakuin. Jangan
cuman sekedar pengetahuan aja dong Tya! Udah aku capek. Seharusnya aku emang enggak perlu datang
buat dengerin semua ocehan mu ini. Makasih.” Berdiri dan pergi dari tempat
duduk Nomer 1 itu.
Nita
langsung cepat meninggalkan Meja Nomer 1 yang ia tempati tadi bersama Tya. Dia
nggak mikirin apa yang Tya lakuin sekarang setelah disentak dengan keras oleh
Nita. Bulan Puasa yang Suci jadi ternodai hanya karena ajakan-ajakan perosot
yang Tya beberkan ke Nita. Nita memang bukan cewek yang memikirkan semuanya
dengan lama dan matang. Ia cenderung dengan tergesa-gesa. Tapi kali ini, ia tak
bepikir lagi apa yang dia lakuin tadi salah atau benar.
“Aku
udah terima surat amplop unik dari kamu nit, bagus! Maaf mu aku terima haha..”
tumbenan sekarang Adit sms Nita duluan, nggak salah lagi karena sms Adit nggak
dibalas oleh Tya. “Ha’ah...
eh kasih tau tuh sama Manusia yang kamu suka dari jaman jahiliyah purba sampai
jaman Jahiliyah modern nih! Ngapain
sih mesti maksa aku buat ngungkapin apa yang aku rasain! Bulan Ramadhan jangan
buat yang enggak-enggak ya! Dan sampein salam Penganjur Tobat dari aku untuk
Tya. Makasih!” jawab Nita.
“Orang
yang aku suka kan kamu? Mesti ngasih tau ke kamu ya...” Adit menjawab dengan
lelucan khas dirinya, karena ia tau Nita lagi emosi besar. Dan Adit mencoba
meredamkan itu pelan-pelan. “sejak kapan kamu suka aku? Oh itu dulu! Enggak jujur
juga saiia tau kamu suka Tya, dit. Bulan puasa jangan bohong-bohong. Udah
mending Kasih tau gih sana sama Tya!” sentak Nita. “Suka sebagai sahabat,Nit. Kata mu, kamu
nggak bakal izinin rasa lain merusak persahabatn kita. Yah emang aku suka sama
kamu SEBAGAI SAHABAT”
THE END